Saturday, July 26, 2014

Far... Above The Milky Way: Sebuah Nebula (3)

12 Juli 2010

     Mencintaimu seperti mengagumi bintang, hanya bisa melihat dari kejauhan, hanya bisa memandang keindahan sinaran cahayanya dari jauh, tanpa pernah bisa mendekatinya, tanpa pernah bisa meraihnya, hanya bisa mengagumi.... dan mengagumi dari jauh. Hanya bisa terus mendoakan agar dia dapat terus bersinar, agar terus memancarkan keindahan yang membuat malam-malam gelap menjadi lebih indah, dan pada akhirnya aku hanya bisa terus berharap, agar terus dapat melihat keindahan tersebut tanpa terhalang gedung pencakar langit, polusi udara dan segala macam hal yang menutupi keindahan bintang tersebut. Aku hanya ingin untuk terus dapat melihat keindahan bintang tersebut dengan seutuhnya.... walaupun takkan pernah bisa meraihnya.     
     
     Hari ini sendiri merupakan hari terakhir kami berdua bisa bertemu. Setelah ini Tea sendiri akan pindah ke Bandung untuk melanjutkan studinya di Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung. Sementara aku sendiri baru saja resmi dinyatakan diterima di Universitas Airlangga Surabaya Jurusan Psikologi. 


     “Ris, maafin ya kalau aku pernah buat salah sama kamu”

     “Iya, aku juga minta maaf ya kalau aku selama ini sering banget juga ngejahilin kamu”

     “Hehe... kayaknya aku bakalan kangen nih kamu jahilin lagi”

     “Dari 7621 kali ada yang bilang kayak gitu ama aku, baru kamu doang yang bener-bener manusia”

     “Lah lainnya apaan?”

     “Makhluk Ekstraterrestrial dari planet Saturnus”


     Tawa kembali terlihat dari wajahnya, mengingatkan aku pada saat pertama kali kita bertemu. Saat yang mungkin tak pernah akan kulupakan seumur hidupku.


     “Tea.. sebelum kamu pergi aku boleh gak minta alamat kamu yang di Bandung, siapa tahu aku mau main kesana” Iapun menuliskan sebuah alamat pada secarik kertas, ia lalu memberikannya padaku.

     “Tea.. cinta memang tidak harus memiliki, tapi setiap orang yang mencintai pasti mempunyai rasa ingin memiliki satu sama lain. Dan itu lumrah. Maka bersabarlah.. Kosongkan singgasana hatimu hanya untuk insan yang dipilih-Nya sebagai penggenap agamamu” sebuah kata-kata terakhir keluar begitu saja dari mulutku


     Ia hanya membalas dengan senyuman. Kemudian kamipun benar-benar berpisah dan putus kontak satu sama lain.

Ya Allah.. If I am to fall in love, let me touch the heart of someone whose heart is attached to you.

***


0 comments:

Post a Comment

 
Rumah Untuk Amaltea Blogger Template by Ipietoon Blogger Template