Saturday, February 21, 2015

Jangan Bakar Buku








CEMBURU ITU PELURU.

Setiap kali ia merampok, kekasihnya selalu diajak agar ia tak pernah kehabisan amunisi.

BUKAN UNTUK DIBACA.

Setiap orang yang melihat lekas-lekas mencongkel kedua bola matanya.

JATUH CINTA ADALAH CARA TERBAIK UNTUK BUNUH DIRI.

Sedang terbaik kedua adalah menjadi ketua KPK.

CATATAN HATI SEORANG ISTRI. 

Didalamnya hanya terdapat catatan harga-harga sembako dan kosmetik.

KARTU POS DARI SURGA. 

Anakku yang sholeh mengirimkan sebuah mahkota dari berlian serta sertifikat rumah di sana.

CIUMAN YANG MENYELAMATKAN DARI KESEDIHAN.

Beberapa jam setelah dinyatakan meninggal, kau bangkit lagi seraya menciumku.

REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU. 

Ketika aku hendak menyelamatkannya, aku malah ikut tenggelam dalam kesedihanmu.

Wednesday, February 18, 2015

Curhatan Seorang Pecundang








Aku merasa sangat kesepian hari ini, maka aku akan sangat bahagia apabila kamu mau mendengarkan ceritaku sebentar saja. Dalam daftar temanku, mungkin hanya kamulah temanku yang selalu bisa menjadi pendengar yang baik.

Maka akan kuceritakan kepadamu sebuah kisah yang kualami tadi pagi.

Kepalaku penat. Sudah lima jam lebih aku berkutat di Laboratorium Antropologi Ragawi untuk sebuah hal yang tidak bisa kuceritakan padamu. Maka aku memutuskan keluar sejenak, mencari makanan kecil untuk mengganjal perut sekalian menghirup udara segar.

Beberapa langkah setelah keluar kampus, aku melihat seorang wanita berdiri di ujung jembatan penyeberangan. Tatapannya kosong. Tangannya merentang seperti adegan yang ada di film Titanic. 

Ah, di zaman sekarang, rupanya masih ada orang yang masih berkelakuan norak meniru gaya di film itu, batinku. Hingga kemudian entah dengan alasan apa ia menyunggingkan senyuman. Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya? Ia meloncat dari ketinggian beberapa meter, tubuhnya meluncur deras ke bawah seperti rudal yang hendak menghunjam daratan. Darahnya muncrat mengotori bajuku. Tapi belum berhenti di situ, kemudian datang dari arah sebailknya truk kontainer dengan muatan ber ton-ton melaju begitu kencang menghajarnya. Lehernya tergilas hingga kepalanya copot lalu menggelinding tepat di kakiku.

Tak berapa lama jasad itu dikerubungi banyak orang. Aku lalu pergi meninggalkan tempat kejadian, betapa sedihnya aku tidak bisa menyelamatkan wanita itu. Sepanjang jalan aku merutuki diriku sendiri yang merasa seperti seorang pecundang.

Sekitar beberapa meter aku melangkah, tepatnya di sebuah gedung rumah sakit, Aku melihat lagi seorang wanita berdiri di depan jendela. Tatapannya kosong. Tangannya merentang seperti adegan yang ada pada film Titanic. Kau pasti bisa menerka apa yang selanjutnya terjadi. Wanita itu melompat dari lantai dua puluh. Melihat hal tersebut aku segera berlari mencoba menangkap tubuhnya yang meluncur deras hendak menghunjam daratan. 

Namun aku gagal menyelamatkannya. Kepalanya tercerabut sehabis menghantam pagar rumah sakit. Dan tubuhnya terempas di trotoar jalanan hingga darahnya tercecer. Aku kembali bergidik melihat kepalanya menggelinding di antara kedua kakiku.

Tak lama kemudian jasad itu dikerubungi banyak orang, mereka membopong dan membawanya masuk kembali ke rumah sakit.

Aku berlalu dengan perasaan sangat sedih, hari ini sudah dua kali aku gagal menyelamatkan hidup dua wanita. Ingatanku kembali melayang ke beberapa tahun lalu, betapa sifat kepecundanganku telah merenggut nyawaku sendiri. Saat itu aku yang merasa putus asa karena suatu hal yang tidak bisa kuceritakan padamu, memutuskan untuk mengakhiri hidup. Aku meloncat dari lantai tiga kampus hingga tubuhku jatuh berdebum menghunjam daratan. Darah bersemburatan dari tubuhku, sedang kepalaku lepas mengglinding setelah menghantam gasebo yang ada di bawah. Sampai kemudian aku berakhir menjadi kadaver seperti yang kau ketahui sekarang.

Untukmu yang telah rela menghabiskan waktu untuk mendengarkan ceritaku aku mengucapkan terima kasih. Pesanku hanya satu untukmu: Jangan jadi pecundang!

Aku gemetar mendengar curhatan seorang pria yang duduk di depan Laboratorium Antropologi Ragawi. Aku yang ketakutan langsung menghambur menuju lantai tiga ruangan ini. Ketika hendak memijakkan kaki ke anak tangga terakhir menuju lantai tiga. Aku terpeleset, tentunya kau pasti bisa menerka apa yang terjadi selanjutnya... .

Monday, February 16, 2015

Persimpangan Moral


BARU PUTUS. 

Dalam hatinya terjadi hujan badai mengerikan, semua mikrobakteri mengungsi ke kepalanya.

MENGUNGSI

"Istriku tidak bisa ngurus anak, maka izinkan calon anak-anakku mengungsi di rahimmu," tukasku kepada selingkuhanku. Satu per satu calon anakku mulai berenang menuju rahimnya.

OBAT ANTI SERANGGA

Aku memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyianku, karena sudah seharian ini mulut kekasihku tak lagi mengeluarkan berbagai macam serangga. Kemarin aku telah memaksanya meminum obat anti serangga.

PENGUNGSI

Kesal berhari-hari banjir tak surut. Para pengungsi berinisiatif mengirimkan banjir ke kota lain via instagram.

PENITIPAN KEPERAWANAN

Menjelang Hari Valentine, para wanita ramai menitipkan rahimnya di Tempat Penitipan Keperawanan. Kulihat hari ini banyak wanita berjalan-jalan dengan perut bolong. 

Wednesday, February 11, 2015

#FFRabu - Wanita yang Ingin Goyang Dribble





“Jadi mau pasang di mana, Mbak?”

“Situ kan dukun? Kok pake tanya-tanya segala, baca pikiran dong!”

“Maaf, mbak.”

“Mbak gundulmu atos! Panggil Nyonya… .”

“Baik, Nyonya.”

Nyonya Kenthir maksudmu?

“Eh, ngatain, yah?”

“Enggak kok, Mbak, eh… maksud saya Nyonya.”

“Pasang di payudara ya, Pak Dukun.”

“Wah, ini suaminya yang nyuruh ya. Mbak?”

“Mbak mbok mbak mbok…, Nyonya!”

“Iya maaf, Nyonya. Ini saya pasang pake bahan dari emas, yah Nyonya. Biar lebih tahan lama gedenya.”

“Bodoh amat, buruan!”

Ih, ini emak-emak nyerocos aja, ya. 

“Eh, ini bibirku kenapa?”

Ha-ha! Itu hukuman untuk wanita yang cerewet. Kulihat bibirnya berguncang seperti sedang goyang dribble.

100 kata

 
Rumah Untuk Amaltea Blogger Template by Ipietoon Blogger Template