“Jadi mau pasang di mana, Mbak?”
“Situ kan dukun? Kok pake tanya-tanya segala, baca pikiran dong!”
“Maaf, mbak.”
“Mbak gundulmu atos! Panggil Nyonya… .”
“Baik, Nyonya.”
Nyonya Kenthir maksudmu?
“Eh, ngatain, yah?”
“Enggak kok, Mbak, eh… maksud saya Nyonya.”
“Pasang di payudara ya, Pak Dukun.”
“Wah, ini suaminya yang nyuruh ya. Mbak?”
“Mbak mbok mbak mbok…, Nyonya!”
“Iya maaf, Nyonya. Ini saya pasang pake bahan dari emas, yah Nyonya. Biar lebih tahan lama gedenya.”
“Bodoh amat, buruan!”
Ih, ini emak-emak nyerocos aja, ya.
“Eh, ini bibirku kenapa?”
Ha-ha! Itu hukuman
untuk wanita yang cerewet. Kulihat bibirnya berguncang seperti sedang goyang
dribble.
100 kata
Ha-ha! Itu hukuman untuk wanita yang cerewet, kulihat bibirnya berguncang seperti sedang goyang dribble.
ReplyDeletemungkin enaknya gini ya
Ha-ha! Itu hukuman untuk wanita yang cerewet. Kulihat bibirnya berguncang seperti sedang goyang dribble.
hehehehhe lucu ff-nya
Terima kasih, mbak Linda. Sudah diedit. :D
DeleteTapi soal tema nyangkut gak ya, mbak?
sebetulnya susuknya ini dari emas kan? mungkin kurang ditonjolin aja. sama kayak ff saya yg ttg kopi, justru bukan kopinya yang jadi "pemeran utama" hehe
DeleteSaya memang merasa begitu, mbak. Semoga FF ke depan bisa lebih kental temanya. :D
DeleteTerima kasih atas kunjungannya. :D
Wahaahaa ... dukun kok dilawan :lol:
ReplyDeleteLucu, Ris ... hanya saja banyak kurang tanda baca di sana-sini ;)
Bisa kasih contoh, mbak. Biar sekalian belajar. :D
Delete