Friday, January 30, 2015

Jalan Asu




“Jangan sekali-kali pergi ke sana!”

“Memangnya kenapa, Bu?”

“Di sana banyak asu! Kamu mau digigit asu?”

Masih kuingat betul nasehat ibu, bahwa aku tidak boleh berjalan-jalan di daerah dekat taman, katanya di sana banyak asu-asu liar yang berkeliaran. Maka sejak itulah aku lebih suka menyebut jalan itu sebagai Jalan Asu. Aku membayangkan di sepanjang jalannya akan menemui asu-asu jongkok berderet, mengaing-ngaing sahut-menyahut, berak dan kencing di sembarang tempat. Di temboknya akan terlihat tulisan: ‘Hanya asu yang kencing di sini!’

Huekkk…! 

Asu-asu itu memang jorok, kotor, menjijikkan, bikin mual, pengen muntah.

Apalagi bulan ini merupakan musim kawin bagi kaum asu. Aku pernah lihat di televisi, kalau asu yang sedang berahi akan lebih ganas, jika kauganggu, mereka tak akan segan-segan menggigitmu, melumat kakimu serupa lollipop aneka rasa.

Krenyesss… Krenyesss… Krenyesss. 

Suatu hari aku pernah bertanya; seperti apakah Jalan Asu itu? Di sana hanya taman sepi dengan semak belukar yang menjalar tak terurus, sedang jalanannya lengang tak dilewati seorang pun, jawab temanku. Mungkin karena sepi dan dipenuhi semak belukar itulah, akhirnya para asu memutuskan untuk menjadikannya sebagai tempat tinggal.

Ah, aku begitu penasaran, meskipun aku menghormati nasehat ibu, tapi tetap saja aku ingin ke sana untuk melihat yang sebenarnya.

Tanpa sepengetahuan ibu, aku pergi ke sana. Waktu itu jalanan begitu lengang, taman juga sepi, tak ada asu. Yang ada hanyalah sebuah mobil terparkir di sebelahnya, mobil itu terlihat berguncang-guncang. Aku menghampirinya, melihat dari balik kaca:

Sepasang asu sedang berahi, pikirku.

“Ibu?”

“Gukkk… Gukkk… Gukkk ,” jawab ibu yang berarti aku akan punya ayah kedua.


*251 Kata
Terinspirasi dari cerpen Jalan Asu - Joko Pinurbo
http://mondayflashfiction.blogspot.com/
Happy Birthday Monday Flash Fiction :D

4 comments:

  1. Jadi, "aku" ini asu?

    Kalimat "Aku pernah lihat di televisi, kalau asu yang sedang berahi akan lebih ganas, jika kauganggu, mereka tak akan segan-segan menggigitmu, melumat kakimu serupa lollipop aneka rasa.", bagiku terlalu panjang. Kalau dibagi jadi dua kalimat, rasanya bisa lebih enak dibaca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku ini manusia, cuma di paragraf terakhir ada "Guk Guk Guk." itu cuma penegasan kalau saking kelakuan ibunya sudah mirip asu sampai mengeluarkan suara kayak gitu. :D

      Itu sebenarnya cuma buat genapin biar 251 kata, nanti saya pikirkan lagi, deh :D

      Ada masukan lagi mbak? :D

      Terima kasih sudah berkunjung juga. :D

      Delete
  2. jujur mas dari semua ff selain punya mbak orin, punya mas ini favorit saya. keren banget. guk guk guk-nya itu juga bagus, saya kebayang si ibu ini saking sablengnya. bahasanya ngalir banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sekali atas kunjungannya, mbak Linda. :D

      Delete

 
Rumah Untuk Amaltea Blogger Template by Ipietoon Blogger Template