Saturday, September 27, 2014

Sepotong Hati Untuk Vania: Kotak Memori (1)

Kalau boleh aku akan bercerita sedikit tentang temanku, kalau gak boleh ya sudah, sebaiknya kalian enyah dari planet bumi ini dan hijrah ke Planet Namex. Eh Cuma bercanda loh ya, jangan diambil hati, aku emang gitu, kalau bercanda suka serius. Aku akan bercerita sedikit tentang seorang sahabatku, eh yang bener teman apa sahabat ya?, yah begitulah pokoknya, namanya Aris biasa dipanggil Aris. Dia adalah salah satu sahabat terbaikku, pertama kali kita bertemu adalah sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. Hari ini aku lagi kangen banget sama dia, huuuh… jadi sedih lagi deh, pasti kalau kamu tahu aku sedih begini kamu bakalan nyetrum aku pake raket nyamuk seperti waktu dulu sambil berkata dengan ringannya: 

“Biar setan pembawa kesedihannya keluar dari tubuhmu” 

“Apa hubungannya coba? Terus ngapain pake raket nyamuk?”

“Lah kan setannya masih dalam bentuk jentik-jentik” 

“Hehehehe… kenapa gak sekalian kamu suruh aku minum Abate

“Kalau pake Abate mahal, setannya juga gak mati, paling cuma ngefly” 

Ingin sekali saat itu aku ambil raket nyamuknya dan ganti kusetrumkan raket nyamuk ke wajahnya. Yah begitulah, sepertinya sifat nyebelin sudah menyatu di dalam relung-relung hatinya sehingga dimanapun ia berada, pasti ada saja orang yang akan merasa keganggu dengan kelakuan anehnya, tapi terkadang justeru itulah yang membuat banyak orang yang mengenalnya begitu merindukannya dan itulah yang banyak membuat orang bahagia ketika berada di dekatnya, ketika tidak ada dia, maka seakan layar kehidupan ini berubah warna, hanya menjadi Hitam dan Putih. 

Pernah suatu waktu, tepatnya sebelum upacara, aku lupa bawa topi, dan akhirnya dia minjamin topi yang dia pakai untuk kupakai. Akhirnya dia terpaksa harus dihukum berdiri di depan lapangan sampai upacara selesai di tengah terik matahari Kota Bandung yang sangat panas waktu itu. Setelah upacara selesai, aku berusaha menerobos kedepan supaya bisa ngelihat gimana keadaannya, tapi waktu itu udah nggak ada siapa-siapa di depan lapangan. Kata temenku, semua anak yang dihukum sudah di panggil ke Ruang BK. Seketika aku langsung berlari menuju ruang BK untuk menemuinya, duh… rasanya ngerasa bersalah banget ama dia, lagian dianya juga ngapain sih pake acara sok pahlawan kayak gitu.  Ketika aku sampai di depan ruang BK, aku malah ngelihat dia senyum-senyum di depan pintu Ruang BK. Aku menghampirinya seraya bertanya

“Kamu tadi diapain aja di Ruang BK?” 

“Aku dilecehkan, sekarang aku merasa diriku kotor” jawabnya agak lebay

“Serius ah” 

“Oke serius, tadi gak ada apa-apa kok” 

“Terus kamu ditanyai apa aja di dalam?”

“Jadi tadi aku ditanyain ama Pak Ahmad guru BK kita, kenapa aku gak pakai topi, terus aku jawab bukankah pejuang jaman dulu rela berjuang demi kemerdekaan meskipun ditengah terik matahari yang panas, terus kita yang cuma upacara begini aja kenapa harus takut panas, kenapa harus takut kulit kita hitam, kenapa harus pakai topi” dia sempat berhenti sejenak lalu melanjutkan perkataannya 

“lalu si Pak Ahmad nambahi gini:’Wah hebat banget kamu Aris, jadi setelah pulang sekolah kamu bersihin toilet juga ya’ 

“Lah kenapa Pak?” 

’ Supaya kamu tahu kalau pahlawan jaman dulu juga selalu taat dengan apa yang diinstruksikan oleh komandannya’ 

“Jadinya aku juga disuruh bersihin toilet deh” 

Jadi serba salah juga aku waktu itu, disatu sisi aku gak tega ngelihat dia dihukum ngebersihin toilet, di sisi lain aku juga gak bisa nahan ketawa ngelihat perbuatannya yang makin hari makin aneh aja, pokoknya serba salah banget deh kayak makan Buah Sigamalama. Akhirnya aku putusin untuk sepulang sekolah nanti aku bakalan bantuin dia bersihin toilet, Harus.

Bel sekolah pun sudah berbunyi, tanda bahwa bel sekolah masih berfungsi dengan baik, maksudku tanda pelajaran Matematika yang membosankan dari Bu Karni telah berakhir dan sudah waktunya untuk pulang sekolah. Setelah itu aku menghampiri Aris yang duduk di barisan paling depan.

“Ris, aku bantuin kamu yah nanti bersihin toilet” 

“Jangan…!!!” 

“Iya aku tahu kok kamu pasti bakalan bilang gitu, tapi tetep aja aku ngerasa bersalah karena kamu dihukum gara-gara aku”

“Maksudku jangan ragu-ragu lagi, kalau bisa WCnya juga bersihin ya entar soalnya aku males bersihin WC” jawab dia sambil cengar-cengir gak jelas. 

Seketika aku gemes banget ngedenger jawaban dia, aku langsung refleks untuk mencubit pipinya yang agak tembem itu. Namun apa yang terjadi, waktu tiba-tiba terasa berhenti, Membeku. Adegan pun berubah menjadi adegan seperti yang sering kulihat di film-film romantis yang pernah kutonton. Cuma bedanya, kali ini aktor yang biasanya tubuhnya gagah, matanya bagus, rambutnya keren sekarang ganti bertubuh ceking, kacamataan, rambutnya setengah botak persis kayak Nobita kena AIDS kalo kata bang Raditya Dika. Atau jangan-jangan dia adalah jelmaan Raditya Dika?. 

Waktu terus saja berlalu, 10 menit, 16 menit, 30 menit. Benar-benar tidak  terasa sama sekali, kami berdua sibuk membersihkan toilet bersama sembari bercerita banyak hal, berbagi banyak hal. Benar-benar saat yang menyenangkan, namun dia tidak pernah menceritakan tentang dirinya, perbincangan kami berdua yang cukup lama itu hanya dihabiskan oleh celotehan gak jelas dariku, tapi dia tidak menceritakan sama sekali tentang hidupnya. Lalu Pak Ahmad datang mengecek pekerjaan kami.

“Wah hebat benar kalian berdua, pekerjaan kalian bersih sekali, kapan-kapan bikin pelanggaran lagi ya biar toiletnya bisa bersih kayak gini lagi” katanya sambil melempar sebuah senyum 

Lalu dia menjawab dengan pedenya “Jangan Pak, nanti kalau kami berdua keseringan dihukum bareng, entar si Vania bisa jatuh cinta ama saya, Pak.” 

“Ih Geer banget kamu, Ris.” 

“Ya sudah, sekarang kalian berdua boleh pulang, terima kasih ya udah mau bersihin toilet”

Lalu kami berdua pun pulang, ditengah perjalanan pulang ia berhenti sejenak, memberikan sebuah tisu padaku. 

“Ini ambil tisunya” 

Lalu aku mengambilnya sambil mengusap keringat yang memenuhi dahiku. Huuh capeknya hari ini. 

“Udah kan, sini balikin tisunya” 

Hah, kenapa dia minta dibalikin tisunya, tapi tanpa pikir panjang waktu itu aku langsung menyerahkan tisu yang sudah kugunakan kepadanya. Lalu dia menggunakan tisu bekas tersebut untuk membersihkan keringatnya sendiri. 

“Hee, kenapa kamu gunain tisu bekasku, kan kamu masih punya banyak tisu” tanyaku keheranan

“Karena keringatmu adalah keringatku juga, aku bertanggung-jawab atas setiap butir keringat yang menetes di dahimu, kenapa aku gunakan tisu yang sama, karena bagiku, yang mampu menghapus rasa lelahku bukanlah tisunya, melainkan keringatmu lah yang dapat menghapus rasa lelahku dan membuat aku semangat  untuk menjalani hari demi hari selanjutnya, aku percaya suatu saat nanti kita bisa menggenap bersama, saling menghapus rasa lelah satu sama lain. Dan aku yakin suatu saat nanti, kamu akan mengingat hari ini dengan jelas, sejelas sebuah anime yang sering kamu tonton, anime itu berputar begitu saja tanpa kamu kehendaki, jika itu terjadi, tak usah repot-repot kamu lawan, cukup dinikmati aja seperti saat kamu nonton anime seperti biasanya”

Aku snngat tersentuh mendengar perkataannya waktu itu, entah apa yang harus kulakukan waktu itu. Bibirku sangat sulit sekali untuk berkata apapun. Lalu dia pulang mengambil jalan yang lain Karen memang rumah kami tidak searah, tapi saat itu, entah kenapa aku ingin sekali pulang bersamanya, ingin lebih lama berbincag-bincang dengannya tentang banyak hal.. Ingin sekali aku berteriak waktu itu “Tolong pulanglah bersamaku!!! Aku ingin lebih lama bersama denganmu” tapi yah aku akhirnya cuma bisa diam saja. Dalam perjalanan pulang aku cuma bisa bertanya-tanya pada diriku sendiri, kalau memang kamu suka dengan aku kenapa gak bilang langsung aja sih, aku pasti bilang iya kok, kenapa kamu juga gak mau nganterin aku pulang seperti lazimnya orang yang saling suka selalu mau banget nganterin orang yang dia suka. Ah gak tahulah, biar pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab seiring berjalannya waktu, biarlah kemisteriusan dan keanehanmu akan terjawab dengan sendirinya, yah minimal aku jadi bisa senyum-senyum sendiri pas mau tidur ketika inget hal aneh yang kamu lakukan. Yang jelas jika besok kamu lihat mata aku kelihatan bengkak dan sendu, itu gara-gara kamu, aku gak bisa tidur karena mikirin kamu.     


Hello, Goodbye & Hello 
Kimi ni atte ima kimi to sayonara 
Hello Goodbye & Hello 
Soshite kimi no inai kono sekai ni Hello

Hello, Goodbye & Hello 
aku bertemu denganmu dan sekarang ku katakan selamat tinggal
Hello, Goodbye & Hello
Dan kukatakan hello pada dunia ini tanpa dirimu

Hontou no sayonara o shiranakatta ano toki 
Kowareyuku kokoro wa zutto kimi o sagashiteta 
Moshimo todoku no naraba tsutaetakatta koto ga takusan aru 
Subete no kimochi de kimi no egao o tayasazu 
soba ni itai to chikau yo

Jika diingat lagi, aku tak tahu arti sesungguhnya kata selamat tinggal yang kuucapkan
Hatiku yang hancur terus mencarimu
Jika ku dapat meraihmu, banyak hal yang ingin kukatakan padamu
Aku berjanji dengan segenap hati
Akan membuatmu tersenyum selalu disisiku

Hello, Goodbye & Hello 
kimi ni atte ima kimi ni sayonara 
Hello Goodbye & Hello 
soshite kimi no inai kono sekai ni Hello

Hello, Goodbye & Hello 
aku bertemu denganmu dan sekarang ku katakan selamat tinggal
Hello, Goodbye & Hello
Dan kukatakan hello pada dunia ini tanpa dirimu

Omoide ya nukumori wa kimi e to tsudzuku ito 
Tadottemo mitsukaranai sore dake o mitsuketa 
Nakushitakunai negai ichiban tooi hoshi dato omotta yo 
Sora wa hirogaru asu no you ni hatenai keredo 
te o nobashitai yo

Kenangan saat bersamamu dan kehangatanmu membentuk benang yang menghubungkanku padamu
Tapi kutak dapat menemukanmu meskipun ku ikuti benang itu. Itulah fakta yang kutemukan
Aku terus berharap pada bintang ku tak ingin kehilangannya
Seperti langit kemarin yang begitu luas
Aku ingin selalu mengenggam tanganmu
Hello, Goodbye & Hello 
Kimi no koto o itsumo wasurenai yo 
Hello, Goodbye & Hello 
Soshite kono michi o aruite yukunda

Hello, Goodbye & Hello 
ku takkan pernah melupakanmu
Hello, Goodbye & Hello 
dan ku akan terus menyusuri jalan setapak ini

Kimi o suki ni natta toki kara hajimatteita kono tabi

Perjalannan ini, dimulai sejak kujatuh cinta padamu

Hello, Goodbye & Hello 
Kimi ni atte ima kimi to sayonara 
Hello, Goodbye & Hello 
Soshite kimi no inai kono sekai ni Hello

Hello, Goodbye & Hello 
aku bertemu denganmu dan sekarang ku katakan selamat tinggal
Hello, Goodbye & Hello
Dan kukatakan hello pada dunia ini tanpa dirimu

Hello, Goodbye & Hello 
Kimi ni atte ima kimi to sayonara 
Hello, Goodbye & Hello 
Soshite kimi no inai kono sekai ni Hello

Hello, Goodbye & Hello 
aku bertemu denganmu dan sekarang ku katakan selamat tinggal
Hello, Goodbye & Hello
Dan kukatakan hello pada dunia ini tanpa dirimu

( Anri Kumaki -  hello,goodbye and hello lirik terjemahan)

  
bersambung...
 
Rumah Untuk Amaltea Blogger Template by Ipietoon Blogger Template