Tuesday, December 2, 2014
Puisi - Dua Puluh Detik yang Tertahan
Hari ini kita berharap memiliki waktu lebih lama bersama
berharap semesta menahan laju waktu
mengekang gerak jarum jam sehingga tertahan tak bergerak
Masih dengan tangan kita yang saling merekat
juga dengan cinta yang tak pernah berkarat
lalu berdoa bersama agar Tuhan membuat masa terhambat
Ingatkah kau dengan kisah Ali ibn Abi Thalib?
ketika ia berniat melaksanakan sholat shubuh berjamaah
namun terlambat karena membiarkan orang tua lebih dulu lewat
ia sabar menunggu dan tak menyalip demi menunjukan rasa hormat
Di saat itulah Tuhan memerintahkan malaikatnya untuk menahan waktu mengekang laju matahari dengan sayapnya
hingga waktu shubuh tak lekas berlalu
Dua puluh detik tertahan...
air yang akan dituang mengambang
bulir keringat yang menetes terhenti di kening
juga dengan air mata yang belum sempat jatuh ke tanah
Dua puluh detik tertahan...
Tuhan masih memberikan kesempatan
untuk kita saling melepas kerinduan dan mengucap kata perpisahan
(Kampus B, 11 November 2014)
Labels:
Puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment